IJL.Com- Rasa sesal gagal lolos ke partai final harus pelan-pelan dilupakan oleh kapten Asiana Soccer School U-13, Abbyansyah. Belajar tegar mengubur luka.
Asiana berhasil mengamankan predikat gelar peringkat ketiga terbaik di kancah Indonesia Junior League (IJL) U-13. Hasil tersebut diraih usai menyudahi perlawanan Remci dengan skor 3-1 pada Sabtu (24/6).
Permainan kolektif dan skematis dari Asiana jadi senjata ampuh melumpuhkan kekuatan lawan. Ibarat kata, gol tinggal menunggu waktu sepanjang 2x25 menit.
Setidaknya keberhasilan Asiana bisa jadi obat pelipur lara kegagalan lolos ke partai puncak. Seperti diketahui, tim yang bermarkas di Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, tersebut harus rela mengakui keunggulan R Soccer lewat drama adu penalti saat partai semi-final.
Salah satu pemain yang masih ingat momen pahit tersebut adalah sang kapten tim, Abbyansyah. Derasnya air mata jadi saksi bisu kala itu.
"Jujur, sulit melupakan kekalahan di partai semi-final. Tapi kemenangan atas Remci ini bisa dibilang jadi sedikit terobati," ujar Abby.
"Saya waktu itu menangis karena ingat perjuangan kami yang luar biasa dari awal musim. Apalagi di pekan pertama kan Asiana harus mengakui keunggulan FIFA Farmel dengan sangat telak dan berharap kembali bertemu mereka di final," sambung Abby seraya tersenyum.
Abby sendiri meyakini, tujuh bulan mengarungi derasnya kompetisi IJL tidak ada tetes keringat yang jatuh sia-sia. Jelas, ia bakal selalu rindu atmosfer kompetisi IJL.
"Wah saya bakal rindu sekali. Banyak sekali momen tidak terlupakan selama di IJL. Bukan hanya saat menang tapi juga saat kalah," seru Abby.
"Saya banyak dapat pelajaran dari kompetisi IJL. Jadi tambahan motivasi untuk bekerja dan berlatih lebih keras lagi," tambah Abby.
Ya, Abby bisa dinilai sebagai pemain yang punya performa paling progresif di Asiana. Berperan sebagai seorang bek, reading the game yang ia punya bisa dibilang terbaik di kelasnya.
"Saya mengidolakan Carles Puyol. Dia punya intersep yang sangat cekatan dan kokoh," tandas Abby.
