IJL.Com- Bukan Dwi Angga Nurhidayat namanya jika tidak tampil ngotot dan ngeyel saat membedah jantung pertahanan lawan. Bagai si kutu loncat yang bikin geleng-geleng kepala.
Meski gagal mengantongi tiket ke fase Champions 16 Besar Indonesia Junior League U-9, sejatinya sepak terjang anak-anak Putera Utama Tambun jauh dari anggapan cuma numpang lewat. Militan, tidak mudah ditekuk, pantang pulang sebelum padam.
Tiga identitas tersebut terlukis dalam wajah sang striker, Dwi Angga Nurhidayat. Gaya permainannya yang begitu ngotot tak jarang membuat benteng pertahanan lawan ketar-ketir.
Bukan tanpa sebab, Angga adalah tumpuan sektor lini gempur Putera Utama Tambun. Daya dobraknya bisa dibilang ada di atas rata-rata pemain seusianya.
"Benar sekali, pelatihnya bilang karakter Angga memang seorang petarung yang tidak mudah menyerah," ujar sang ayah, Yayat Nurhidayat.
"Terkadang cara Angga bermain sering membuat saya tersenyum sendiri. Namanya anak-anak, kadang ada salahnya juga. Harap maklum, usianya baru sembilan tahun pada Agustus mendatang," tambah Rion, sapaan akrab Yayat.
Rion tak memungkiri putra kebanggaannya tersebut tengah gandrung mengolah si kulit bundar. Pantas saja, begitu sampai di atas rumput hijau Angga tak ubahnya si kutu loncat yang bergerak kesana-kemari hingga membuat IJLovers geleng-geleng kepala.
Dimana ada bola mengalir, di situ pula Angga siap tebar pesona. Bukan hanya ngotot namun juga cenderung ngeyel kala menggali peluang.
Risiko menjadi buruan utama bek lawan dihadapi Angga dengan rasa bangga. Jatuh tersungkur mencium rumput hijau sudah biasa bagi dirinya. Terbentur, terbentur untuk terbentuk menjadi istilah paling tepat.
"Sehabis latihan, begitu sampai di rumah, ya tetap bola yang Angga pegang. Seperti tidak ada lelahnya. Tak ada hari tanpa si kulit bundar," jelas Rion seraya tak kuasa menahan tawa.
"Tiap mau latihan bola jika tidak dituruti mamanya pasti Angga jadi manja. Tidak ada kata tidak, musti harus karena memang sedari kecil sepak bola sudah mendarah daging," sambung Rion.
Selayaknya orangtua, doa tak terputus Rion bentangkan untuk masa depan Angga. Begitu tulus, penuh harapan, sadar tak ada yang namanya proses instan.
"Di usia seperti sekarang, saya berharap Angga bisa bermain lepas saja terlebih dahulu. Ke depannya tentu ada harapan ia bisa melangkah ke level yang lebih profesional, setidaknya mengikuti jejak omnya yakni Ruben Sanadi (pemain Timnas Indonesia & Bhayangkara FC)," tutur Rion.
