IJL.Com- Bukan Muchammad Rheva Kilimanjaro namanya jika takut dengan tantangan. Usut punya usut, nama Saubyhaky Putra jadi panutan untuk terus "mendaki" sampai puncak tertinggi.
Dari empat laga yang sudah dilakoni dalam gelaran Indonesia Junior League U-11, catatan dua menang dan dua imbang jadi pencapaian maksimal anak-anak Maesa Cijantung. Jajaran pemain dengan bakat tersembunyi pelan-pelan mulai muncul ke permukaan, salah satunya yakni Muchamad Rheva Kilimanjaro.
Hiruk pikuk panasnya atmosfer persaingan IJL sebenarnya bukan hal yang asing untuk Killy. Seperti diketahui, 2018 lalu ia sudah ditempa saat masih duduk di kelas Maesa U-9.
Saat itu Killy bersama rekan-rekannya setimnya berhasil mengantarkan Maesa naik ke podium peringkat ketiga terbaik. 2020, jelas sudah waktunya naik kelas.
Killy memang punya "nilai jual" mahal di mata arsitek Maesa U-11, Warya Sunarya. Pasalnya, sang anak didik memang tipe pemain rakus di segala posisi alias serba bisa.
"Sebetulnya Killy adalah seorang sayap kiri murni, kadang saya geser juga menjadi bek namun tidak ragu pula ditempatkan sebagai gelandang untuk menambah dan mengatur serangan tim," ungkap Arya.
"Killy selalu ingin berkembang, dia sendiri yang meminta ke pelatih supaya ditempatkan di berbagai posisi. Di usia grassroot, saya pun tidak ingin memaksakan anak didik hanya terpaku pada satu pos saja, ya asalkan bisa bertanggung jawab dengan tugasnya masing-masing," terang Arya lagi.
Keberanian Killy mencicipi semua posisi disokong dengan jiwa kompetitif yang tinggi. Tidak heran, pemain bernomor punggung enam ini selalu punya cara untuk mencuri hati Arya.
Ibarat seorang pendaki, Killy tak kenal "zona nyaman" demi mencapai ke puncak tertinggi. Sesuai nama berbalut doa pemberian dari orangtua yakni Kilimanjaro yang merupakan gunung tertinggi di Benua Afrika.
"Killy selalu ingin mendapatkan tempat di tim inti, termotivasi masuk starting line-up tiap pekannya. Memang untuk sampai ke situ di Maesa sebenarnya tidak mudah sebab saya selalu menyeleksi pemain karena gemuknya kuota kami di IJL ini. Bersaing secara fair dan sportif sudah saya kenalkan sejak di internal tim," jelas Arya.
"Menariknya, Killy selalu memberikan motivasi untuk rekan-rekan setimnya untuk selalu semangat dan tetap sama-sama berjuang," sambung Arya lagi seraya tersenyum.
Menurut Arya, aura positif yang ditiupkan Killy diselimuti beragam alasan besar. Nama pemain jebolan IJL Elite 2019, Saubyhaky Putra konon jadi tonggak pegangan.
"Killy punya skill olah bola dan penetrasi seperti Alfino Rizky, mereka berdua sangat termotivasi dengan kakak seniornya yaitu Saubyhaky Putra (Putnaldo) yang musim 2018/2019 lalu membela Maesa di IJL U-13," ujar Arya.
"Jadi memang sosok Putnaldo secara tidak langsung mempengaruhi tekad adik-adiknya juga. Notabene pernah belajar di Barcelona kemudian juara di Malaysia bersama IJL Elite dan sekarang gabung di Persija U-16 Elite Pro," terang Arya.
"Jika Putnaldo sedang berlatih di Maesa, Killy selalu betul-betul memperhatikan seniornya tersebut. Saya hanya bisa bilang, kuncinya adalah tetap semangat dan pantang menyerah," tandas Arya.
