IJL.Com- Memilih peran sebagai penjaga gawang ibarat panggilan hati bagi Alexander Adam. Ibarat meredam badai, tantangan coba ditaklukkan.
Village Football School membuktikan tidak sekadar numpang lewat di gelaran Indonesia Junior League (IJL) U-11 musim ini. Meski mayoritas diisi pemain berwajah muda, sulitnya tingkat persaingan mampu diselami skuat besutan Pascalis Marcos tersebut.
Akhir pekan kemarin, tiket babak Semifinal Plate dikantongi. Asa untuk naik ke podium kehormatan di akhir musim terus hidup.
Asa itu juga yang tengah ditekuni salah satu penjaga gawang Village Football School, Alexander Adam Aditya Aji. Sikap legowo memilih ia rela jadi kiper.
"Dulu posisi saya itu striker. Tapi saya sadar, larinya saya tidak cepat," ujar Al Adam.
"Ya atas kemauan sendiri, bukan karena dipaksa. Kemauan karena mau lebih banyak belajar," sambung kiper kelahiran Jakarta, 14 Desember 2012 tersebut.
Adam sadar, menjadi seorang kiper tidak semudah yang dibayangkan. Di sepak bola, penjaga gawang bahkan sering disebut pahlawan tanpa tanda jasa.
"Iya tidak gampang jadi kiper. Apalagi kalau kebobolan, selalu kepikiran terus besoknya," ungkap Al Adam seraya tersenyum.
"Tapi itu tantangannya. Jadi kalau bisa lewati tantangannya seperti menangkis tendangan lawan jadi lebih termotivasi lagi," sambung Al Adam seraya tersenyum.
Al Adam juga beruntung ia ditemani Aditya Rayvan sebagai kompatriotnya di bawah mistar gawang. Saling berbagi ilmu praktis tak terelakkan.
"Oh iya sama Adit juga sering ngobrol. Saling kasih semangat, kasih motivasi," jelas Al Adam.
"Saya ga mau kapok jadi kiper. Saya ingin seperti Manuel Neuer," tandas Al Adam seraya melempar senyum.