All Star Galapuri Mengurai Benang Kusut




IJL.ComPelatih All Star Galapuri U-11, Munir tak ragu blak-blakan soal kondisi tim asuhannya saat ini. Banyak-banyak mengelus dada sembari mengurai benang kusut.

Langkah All Star Galapuri dalam percaturan Indonesia Junior League U-11 musim 2020 masih tertatih-tatih. Dua pekan roda kompetisi bergulir, skuat asal Ciledug, Kota Tangerang tersebut hanya mampu meraih tujuh poin dari empat laga.

Praktis, pada tabel klasemen sementara, All Star Galapuri terjerembab di peringkat ke-16 Grup B Sensation. Memasukkan tiga gol dan kemasukan 15 gol belum bisa membuat sang pelatih, Munir tidur dengan nyenyak.

"15 gol yang bersarang di gawang adalah bukti kami belum siap dari segalanya. Mulai dari teknik, pengalaman, jam latihan serta bertanding yang serba minim," ungkap Munir.



Faktanya, kondisi di luar lapangan lebih banyak membuat Munir mengelus dada. Bak mengurai benang kusut, ya begitulah adanya.

Munir bahkan mengakui IJL musim 2020 jadi periode terberat selama ia membesut All Star Galapuri. Dari imbas pandemi sampai kenyataan dinamika "bedol desa", duh seakan ingin teriak saja.

"Musim ini, problemnya lebih pelik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Banyak pemain pilar dari U-9 yang 2019 lalu meraih gelar juara Plate IJL pindah ke SSB lain. Alhasil keseimbangan tim menjadi tidak stabil, banyak pemain yang sebenarnya kami paksakan untuk ikut IJL padahal jam terbang latihan ukuran seharusnya 5-10 bulan," jelas Munir.



"Betul, bisa dibilang ini musim terberat. Sebenarnya sulit untuk menjelaskannya dengan kata-kata, masih jauh dari sekadar cukup. Sebagai pelatih, hanya motivasi tanpa henti yang terus saya berikan," tambah Munir.



Namun memang masih terlalu pagi jika ada anggapan nasib All Star Galapuri di kancah IJL U-11 akan lebih cepat "tamat". Munir bahkan mengaku masih berharap campur tangan dewi fortuna menaungi Greyfaldi Abdulmanan dan kawan-kawan yang ibarat kata tengah mendayung kapal di tengah lautan lepas.

"Musim lalu di awal kompetisi kami sempat mengalami periode seperti ini, saat itu kendala cuma jam terbang saja sehingga telat panas dan bisa langsung tancap gas di akhir kompetisi. Namun memang sekali lagi saya akui, 2020 ini sangat berbeda, materi pemain sangat kurang secara teknis," ujar Munir.



"Jadi sepertinya agak berat mengulangi performa seperti tahun sebelumnya, tapi ini sepak bola, apapun bisa terjadi, saya berharap selalu ada seorang dewi di Galapuri, ya jelas namanya dewi fortuna," pungkas Munir seraya tersenyum.




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa