Harta Karun Simson Rumah Pasal




IJL.Com- Arsip foto bersejarah legenda hidup sepak bola Indonesia, Simson Rumah Pasal bak sebuah harta karun. Dari Johan Cruyff sampai Endang Witarsa.

Akhir pekan kemarin, pagelaran Indonesia Junior League (IJL) kedatangan tamu istimewa. Memasuki laga pekan kedua IJL U-11 yang sedang berjalan, legenda hidup sepak bola Indonesia, Simson Rumah Pasal rela jauh-jauh datang dari kediamannya di Kranggan Permai, Bekasi ke Lapangan Batalyon Arhanud 1 Kostrad, Serpong, Tangerang Selatan.

Simson memang sengaja datang untuk melihat lima anak asuhnya yang ia bina lewat latihan privat di skuat Putera Utama Tambun. Salah satunya adalah Erlangga Fajryawan.

Senyum semringah terlempar dari wajah pria paruh baya keturunan Maluku tersebut. Ada rasa bahagia terselip dalam dada yang coba ia lukiskan dengan kata-kata.

"Setiap melihat dan menginjakkan kaki di rumput hijau, saya seperti berasa muda lagi," ujar Simson 

"Lihat anak-anak, meski hujan sudah mulai turun tapi semangat mereka tidak pernah luntur," sambung Simson yang kini berusia 70 tahun.



Memasuki sudah memasuki usia senja, Simson memang tidak bisa lepas dari aroma rumput hijau. Perawakannya pun masih terlihat sangat gagah jika sudah berurusan dengan si kulit bundar.

Rutinitas akhir pekan ia jalani melahap bentang jarak Kranggan ke Tambun demi menyalurkan ilmu untuk Erlangga dan kawan-kawan. Meski harus berpindah-pindah angkutan umum tak lantas membuat bek sayap kanan Timnas Indonesia era 70 dan 80-an itu berkeluh kesah.

"Kalau boleh berbagi resep, saya hanya ingin bilang, jangan lupa untuk bersyukur. Pikiran boleh banyak, tapi jangan diambil jadi stres supaya tidak kasih jalan penyakit untuk masuk," ucap eks pemain PSM Makassar, Persija Jakarta dan Warna Agung tersebut.

"Hidup kalau cuma diambil stres jadi ladang penyakit," tambah Simson yang mengawali karir bersama Bintang Timur, Ambon pada medio 1968.






Tukar Jersey dengan Johan Cruyff

Simson pun terbilang masih punya memori yang sangat kuat mengenang masa kejayaannya dulu. Rekam jejak monumental semasa masih aktif menjadi aktor rumput hijau ia simpan rapi dalam bentuk album foto.

Album foto itu juga yang ia tenteng dan perlihatkan di depan awak crew Indonesia Junior League. Bak sebuah harta karun, Simson yang sukses membawa Persija meraih gelar juara Perserikatan musim 1978/1979 itu pun dengan fasih mengulas rentetan sejarah tak ternilai harganya saat masih berseragam klub-klub teras Tanah Air hingga timnas Merah-Putih.

Simson mengaku memang sudah sejak lama hobi mengumpulkan kliping surat kabar. Selain itu ia juga sering mendapat kiriman foto dari wartawan-wartawan di masanya seperti jurnalis senior, M Nigara dan masih banyak lagi.

"Ini foto sering dapat juga kiriman dari teman-teman wartawan yang sengaja datang ke rumah, saya masih punya hubungan baik dengan mereka, karena andil media juga saya bisa berkembang saat masih menjadi pemain lewat kritikan maupun sanjungan," tutur Simson.

"Saya kumpulkan biar jadi kenangan saja. Kadang-kadang teman seangkatan juga minta foto-fotonya ke saya. Ya kalau bukan kita yang rawat, mau siapa lagi. Di rumah sebenarnya masih banyak," tutur Simson.



Salah satu foto yang paling jadi pusat perhatian adalah momen Simson bertukar jersey dengan Johan Cruyff, ikon sepak bola dunia dari Belanda. Detik demi detik kejadian di Stadion Utama Gelora Bung Karno (kala itu bernama Stadion Utama Senayan) pada 19 November 1980 masih saja membuat bulu romanya berdiri.

"Saat itu Cruyff membela Washington Diplomats, klub asal Major League Soccer dari Amerika Serikat yang sedang menjalani tur ke Jakarta. Begitu pertandingan usai, saya tahu banyak pemain yang ingin bertukar jersey dengannya," ungkap Simson yang delapan tahun membela Timnas Indonesia pada ajang Merdeka Games, Pra Olimpiade, SEA Games sampai Pra-Piala Dunia.

"Saya ikuti terus Cruyff kemanapun dia pergi, karena memang sudah janji akan memberikan jerseynya. Saya juga sempat bilang kalau orang keturunan Maluku banyak yang tinggal dan punya keluarga di Belanda, ternyata ia juga tahu hal tersebut," sambung Simson.

"Sampai sekarang jersey tersebut masih saya simpan rapi di rumah. Banyak yang menawar, tapi saya tidak melepasnya," tutur Simson.






Memori dengan Endang Witarsa

Ketika IJL News kembali mengorek album foto yang dipunya Simson, tangan sang legenda langsung berhenti pada empat halaman terakhir. Di situ ada wajah mendiang Drg. Endang Witarsa.

Seperti diketahui, Endang Witarsa yang merupakan figur besar sepak bola Tanah Air dan pernah menempa Simson di Warna Agung. Bukan hanya sekadar melatih sepak bola namun juga memberi pelajaran hidup sebagai seorang manusia.

"Setiap saya lihat foto ini hari saya terharu. Beliau bukan hanya sekadar pelatih bagi saya namun juga ayah sekaligus kakak. Ia tahu betul cara membimbing anak-anaknya saat sedang susah ataupun senang," ujar Simson.

"Orang yang paling tulus dan ikhlas untuk sepak bola Indonesia sampai akhir hidupnya," tambah Simson dengan nada lirih.



Di akhir sesi wawancara, Simson tak lupa menuangkan harapannya untuk pesepak bola usia dini sampai pelatih yang sedang menikmati kompetisi IJL. Ya, semuanya harus diawali dengan hati.

"Coba lihat apa pesan Endang Witarsa di foto tersebut. Saya harap dari IJL banyak bermunculan pemain yang berkarakter tidak hanya di dalam tetapi juga luar lapangan," ucap Simson seraya tersenyum.

"Zaman sudah berubah, kalau ada yang bertanya bagaimana kondisi sepak bola Indonesia saat ini mengapa bisa tertinggal jauh dari Jepang misalnya, saya hanya bisa bertanya balik, ya kenapa? (dengan huruf besar). Kita tidak bisa bekerja sendiri untuk memperbaikinya, harus gotong-royong," pungkas Simson penuh harapan.


  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa