IJL.Com- Ditinggal pergi sang ibu untuk selama-lamanya meninggalkan sedih yang mendalam bagi seorang Khairan Akmal. Tak boleh larut dalam genangan air mata, memetik senyum kembali lewat sepak bola.
Ibu, kasihnya sepanjang jalan. Dalam doa, nama anak-anaknya selalu disebut. Surga ada di telapak kakinya, seperti malaikat tak bersayap, pedih rasanya jika ia sudah tidak ada lagi disamping kita.
Rasa pilu itu yang dirasakan oleh bek Metro Kukusan U-11, Khairan Akmal Mubarok. Usia masih sangat muda belia, sang ibu meninggalkan dirinya untuk menghadap Sang Khalik.
"Ibu wafat karena sakit kanker. Sudah lama sakitnya, sejak saya masih kelas 4 SD, sekitar dua tahun," ujar Akmal dengan nada begitu polos.
"Ga sempat ketemu pas hari terakhir ibu pergi," tambah Akmal seraya mencoba menyeka air mata.
Dua hari dua malam air mata membanjiri wajah Akmal meratapi kepergian ibu. Pelan-pelan, ia sadar tak bisa larut dalam kesedihan.
"Saya selalu ingatkan ke Akmal, dekatkan diri ke Allah SWT. Tidak baik terus sedih, kirim doa ke ibu. Akmal harus melanjutkan cita-citanya," tutur staf pelatih Metro Kukusan, Suyatno.
"Ayahnya sempat cerita, kalau tidak ada teman-teman di sepak bola, Akmal bisa terus-terusan di rumah, nangis terus," sambung Yatno.
Yanto juga menambahkan, kebersamaan keluarga Metro Kukusan U-11 yang membuat Akmal bisa lebih cepat menyeka air matanya. Bisa dilihat saat pekan pertama IJL U-11 2020 bergulir Minggu (6/9), wajah Akmal sudah jauh lebih segar.
Senyum mengembang dari wajah Akmal saat Metro Kukusan menambah pundi demi pundi golnya di laga kontra Putra Pakuan dan Ragunan Soccer School. Air mata kini sudah berganti menjadi senyum bahagia.
"Teman-teman setimnya sering datang ke rumah Akmal, bantu untuk menghibur. Keluarga besar Metro Kukusan juga sangat kehilangan karena almarhumah termasuk sangat aktif dalam kegiatan tim, urus anak-anak saat sedang ada turnamen atau kompetisi, bisa dibilang bagian seksi repot," ujar Yatno.
"Saat dalam keadaan sakit, selalu setia mendampingi Akmal dari pinggir lapangan, mungkin hal tersebut yang membuat almarhumah melupakan rasa sakitnya. Jadi pesan saya Akmal harus tersenyum kembali, jangan takut ada teman-teman serta pelatih Metro Kukusan mendampingi," tandas Yatno.