Sajadah Panjang Muhammad Athaya Wargahadibrata




IJL.Com- Teriknya atmosfer lapangan hingga padatnya jadwal pertandingan tidak membuat penggawa ASIOP U-11, Muhammad Athaya Wargahadibrata lupa menjalankan ibadah salat. Jepretan mata kamera melahirkan sejuta makna.

Mulai akhir pekan kemarin, Lapangan Batalyon Arhanud 1 Kostrad di kawasan Serpong Utara, Tangerang Selatan terlihat jauh lebih sibuk daripada biasanya. Pesepak bola usia dini berdatangan meramaikan perhelatan kompetisi Indonesia Junior League musim 2020 yang sempat tertunda selama enam bulan karena pandemi Covid-19.

Jadwal pertandingan pekan pertama IJL U-11 2020 yang berjalan dalam koridor protokol kesehatan bisa dibilang cukup padat. ASIOP misalnya dimana harus melakoni dua laga saat matahari sedang tinggi-tingginya.

Hal tersebut tidak membuat salah satu pemain ASIOP, Muhammad Athaya Wargahadibrata lupa menjalankan kewajibannya. Waktu sampai tempat sekecil apapun ia manfaatkan untuk menggelar ibadah salat Zuhur.

Yang membuat hati terenyuh, Athaya menggelar sajadahnya di pinggir lapangan. Begitu khusyuknya, momen tersebut pun langsung diabadikan salah satu orangtua murid ASIOP.

"Oh iya, saya juga dikirim foto itu dari orangtua murid," ujar ibunda Athaya, Donna Meilynda.

"Athaya sebenarnya juga kaget ketika lihat foto itu. Sebagai orangtua pasti bersyukur kepada Allah karena bisa menjaga anak saya untuk tetap beribadah," terang Donna seraya tersenyum.



Sejak kecil, Athaya memang selalu diingatkan dan dididik untuk tetap berpegangan pada Allah SWT. Sepak bola yang pertama, ibadah paling utama ditekuni pemain yang berposisi sebagai bek tersebut.

"Alhamdulillah, Athaya menekuni bola sejak usia empat tahun mulai dari TK Al Azhar. Dari guru dan pelatih sekolah pun selalu menanamkan pentingnya shalat," ujar Donna.

"Terkadang sebagai orangtua, saya justru belajar dari anak-anak," sambung Donna.

"Tentunya, saya ingin dia hebat bolanya seperti Cristiano Ronaldo tapi tentu harus lebih hebat lagi ibadahnya," tambah Donna lagi.



Donna menambahkan, anak bungsunya tersebut memang tergila-gila dengan Cristiano Ronaldo. Alasannya, jelas bukan soal torehan gelimang prestasi CR7 semata.

Saking nge-fansnya, hal tersebut tergambar dari nomor punggung yang dikenakan Athaya. Jangan salah tebak, ini bukan melulu soal angka tujuh yang kini identik dengan sang idola.

"Athaya selalu mengidolakan Cristiano Ronaldo, karena dia kagum dengan perjuangan hidupnya. Nomor punggung 28 yang ia kenakan di ASIOP itu kan sama dengan yang dipakai sang idola saat mengawali karir di Sporting Lisbon," ungkap Donna.





"Sejujurnya, saya tidak terbayang Athaya bisa suka dengan dunia si kulit bundar," tutur Donna lagi.





Namun demikian, nukilan sejarah sebenarnya menggoreskan Athaya sudah punya DNA sepak bola dari garis keturunannya. Sang kakek yakni Himendra Wargahadibrata adalah pemain Persib Bandung era 60 sampai 70-an dimana juga dikenal sebagai guru besar dan rektor Universitas Padjadjaran (1998-2007) hingga dokter spesialis anestesi.

Selain itu, paman dari Athaya yakni Nugraha Besoes pernah menjadi pengurus teras PSSI. Kang Nug, begitu ia akrab disapa adalah sekretaris jenderal PSSI selama 28 tahun dalam empat periode kepemimpinan Kardono, Azwar Anas, Agum Gumelar, dan Nurdin Halid.

  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa