IJL.Com- Garuda Junior harus puas dipaksa berbagi angka dengan Putra Tangerang. Sang pelatih, Nando Fay semakin percaya kian terjalnya peta persaingan.
Hasil imbang dengan skor kacamata alias tanpa gol harus puas dibawa pulang Garuda Junior dalam lanjutan laga pekan kedelapan Indonesia Junior League U-13, Sabtu (31/10). Bersua Putra Tangerang, Achmad Ardiansyah dan kawan-kawan dipaksa gigit jari.
Secara akumulasi jalannya pertandingan, bisa dibilang memang Garuda Junior lebih agresif menguasai permainan. Namun apa daya drama-drama di atas rumput hijau berimbas menjauhnya dewi fortuna.
Arsitek Garuda Junior, Nando Fay sadar betul kesulitan yang dihadapi anak-anak asuhnya di atas lapangan. Tidak hanya menguras stamina namun juga menyita taktik.
"Itulah sepak bola, tidak bisa lepas dari yang namanya faktor keberuntungan. Saya catat pengusaaan bola dan shoot on target kami memang menguasai dan mendominasi. Ya juga ada faktor kondisi lapangan yang tergenang air sehingga agak kurang mendukung termasuk momen sepakan Achmad Ardiansyah dari luar kotak penalti namun tertahan tepat di bibir gawang," jelas Nando seraya tersenyum.
"Pengamatan saya juga kemarin Rohim tidak banyak bermain di area sayap, padahal saya sudah mengarahkan, mungkin faktor kelelahan juga yang membuat gelandang kami tidak bisa fokus menerima arahan," sambung Nando lagi mencoba menganalisa.
Selain itu, Nando juga tidak lupa angkat topi untuk benteng pertahanan Putra Tangerang. Ia mengakui, Putra Habib dan kawan-kawan memang bermain tanpa celah.
Say no to kompromi, totalitas sapu bersih, begitu cara Putra Tangerang menangkal kampanye ancaman Garuda Junior. Tidak hanya itu, beberapa kali Putra Tangerang juga intip-intip melancarkan serangan balik yang kerap membuat Nando dan pasukannya was-was.
"Betul sekali, pertahanan anak-anak Putra Tangerang harus saya acungkan jempol, disiplin dan rapat. Mereka tidak pernah mau ambil resiko dengan bermain buildup top," terang Nando.
"Persaingan di Grup B Phenomenon makin ketat kian seru, susah untuk diprediksi," tambah Nando lagi.
Di satu sisi, Nando juga mengatakan ada pelajaran mahal dipetik anak-anak asuhnya. Utamanya tentu jika di laga-laga ke depan bertemu dengan tim dengan gaya permainan kokoh bertahan, setidaknya Garuda Junior sudah punya gambaran.
"Berkaca dari laga kemarin saat bertemu dengan lawan yang punya pertahanan sangat disiplin, ya setidaknya saya sudah punya gambaran formula untuk membongkarnya," terang Nando.
"Di IJL, saya benar-benar dituntut belajar untuk mengembangkan permainan anak-anak apabila terjadi deadlock. Kompetisi ini benar-benar membuat saya belajar jadi pelatih profesional," pungkas Nando.