IJL.Com- Kisah dramatis saat Liverpool membungkam AC Milan di final Liga Champions 2005 terekam rapi dalam memori Rafka Mulyana. Lantang menyebut nama Steven 'Captain Fantastic' Gerrard.
Rafka Mulyana hadir sebagai salah satu pemain yang penampilannya terbilang cukup konsisten di kubu Saswco Bandung pada gelaran Indonesia Junior League (IJL) U-11. Kontribusinya di lini tengah punya peran vital menjaga tempo keseimbangan tim baik saat bertahan ataupun menyerang.
Terbukti, Saswco menjadi satu-satunya tim yang tidak terkalahkan di fase penyisihan grup. Tentunya itu akan menjadi modal bagus untuk menatap babak Champions.
Memanggul peran sebagai seorang kapten, Kaka (sapaan akrab Rafka Mulyana) sadar ada tanggung jawab besar dipundaknya. Untungnya, ia punya sosok rujukan.
"Iya jadi kapten tentu senang dan bangga. Tapi kadang ikut kebagian pusing, karena punya tanggungjawab lebih sama tim," ujar Kaka seraya tersenyum.
"Kapten idola saya? Steven Gerrard," tegas Kaka.
Ya, Kaka tak sembarangan menyebut nama Gerrard. Rekam jejak 'Captain Fantastic' sudah tersimpan rapi dalam memorinya.
Berbekal cerita dari sang ayah, Kaka jadi paham kemegahan nama dan persona besar seorang Gerrard. Final Liga Champions 2005 saat Liverpool membungkam AC Milan jadi salah satu cerita yang tak bakal usang.
Seperti diketahui saat itu Gerrard berhasil mencetak gol di awal babak kedua sebagai momentum epic comeback Liverpool saat bentrok dengan AC Milan. Malam di Istanbul yang disebut-sebut sebagai final Liga Champions terbaik sepanjang sejarah.
"Ayah cerita bagaimana Gerrard jadi kapten yang membangkitkan motivasi rekan setimnya saat Liverpool ketinggalan 0-3 dari AC Milan dan kemudian balik jadi menang adu penalti," ungkap Kaka.
"Jadi kapten harus seperti Gerrard yang tidak boleh gampang patah semangat dan bisa jadi contoh bagus untuk rekan setimnya. Video pertandingan itu saya ulang terus," sambung Kaka.
Energi dari 'Captain Fantastic' juga yang membuat Kaka semakin bersemangat menjaga mahkota juara IJL U-11 yang musim lalu terbang ke markas Saswco. Seperti diketahui, sepanjang sejarah IJL bergulir, belum ada satu tim pun yang mempertahankan gelar dua musim beruntun.
"Oh iya pastinya jadi termotivasi mengulang prestasi dari kakak-kakak senior di musim lalu. Tapi yang lebih senangnya lagi tampil di IJL itu bisa ketemu teman-teman baru. Jadi tambah pengalaman dan ilmu baru," tandas Kaka.