IJL.Com- Diberi kesempatan menahkodai Java Soccer Academy U-11 menjadi tantangan extraordinary bagi Robin Meilast. Kudu pintar-pintar beradaptasi demi mencuri hati anak didik.
Hiruk-pikuk arena kompetisi Indonesia Junior League bukanlah hal yang asing bagi Robin Meilast. Sejak musim 2017, asam-garam peta persaingan sudah ia cicipi bersama armada ASTAM.
Dua musim berturut-turut (2017 & 2018), Robin mengantarkan ASTAM U-11 ke partai final. Namun sayang, dewi fortuna belum mau mendekat untuk dirinya. Label runner-up harus puas dibawa pulang, predikat "juara tanpa mahkota" disandang.
Di musim 2020, Robin kembali mencoba peruntungan. Bedanya, tidak lagi di bawah bendera ASTAM namun dengan panji Java Soccer Academy.
Robin bisa dibilang memang masih seumur jagung mengarsiteki Java. Terhitung sampai hari ini baru tiga kali ia menggelar tatap muka bersama Abi Fajar Saputra dan kawan-kawan.
Praktis, debut Robin bersama Java tidak semulus begitu saja. Pada laga pekan kedua IJL U-11, Java dipaksa menyerah saat jumpa D'Joe United dan berbagi angka tanpa gol kontra FIFA Farmel.
Alon-alon asal kelakon, sentuhan tangan dingin mulai bekerja di tubuh skuat Java. Terbukti pada laga pekan ketiga yang baru saja berlangsung pada Minggu (25/10), poin sempurna direngkuh usai membekuk Indonesia Muda Utara (5-1) dan Laskar Pelangi Soccer (3-1).
"Alhamdulillah, walaupun baru melatih mereka selama tiga kali, ya sambil beradaptasi juga sama anak-anak. Pada intinya para pemain menyambut saya dengan baik sehingga imbasnya instruksi pun bisa berjalan baik," ujar Robin.
"Kalau gambaran permainan di dua laga kemarin, hampir 80 persen sesuai dengan proses latihan, tapi ya tentu masih banyak yang harus diperbaiki lagi," sambung Robin.
Robin sadar betul dengan kalimat yang berbunyi "tak kenal maka tak sayang". Sebuah tantangan tersendiri baginya untuk mencuri hati anak-anak asuhnya di Java.
"Karena saya baru pegang mereka, makanya saya juga harus belajar mengenal anak-anak lebih dalam. Saling respect pastinya supaya selanjutnya saat latihan dan bertanding, omongan serta instruksi dari pelatih bisa mereka cerna dan tangkap," ujar Robin.
"Setiap pelatih pasti punya cara untuk merebut hati para pemainnya, kalau saya ya pasti terus menerus memberikan motivasi namun tidak lupa kesepakatan penerapan aturan disiplin," tambah pelatih IJL Elite 2018 itu.
"Jujur, ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya, tapi dinikmati saja seperti air mengalir," tandas Robin seraya tersenyum.
Di tabel klasemen sementara, Java saat ini bertengger di peringkat keempat Grup A Phenomenon dengan raihan 19 poin dari enam laga. Reputasi Robin yang selalu membawa tim asuhannya lolos dari babak penyisihan grup ke fase Champions bukan tidak mungkin terus bertuah.