Salfas Soccer Bersabar Menunggu Hari itu Tiba




IJL.Com- Bermain tanpa dukungan suporter jadi ujian yang harus dilewati anak-anak Salfas Soccer U-9. Menjaga api semangat agar tak kunjung padam demi menanti hari yang pasti akan segera tiba.

Buntut kericuhan di penghujung laga pekan ketiga Indonesia Junior League (IJL) U-9 (11/10) yang melibatkan suporter Salfas Soccer dan Pelita Jaya membuat manajemen IJL harus mengambil kebijakan tegas. Selain sempat meliburkan kompetisi selama satu pekan guna meregangkan tensi, kedua tim pun harus pasrah menerima sanksi disiplin.

Sanksi yang diambil pun tidak bersifat menghakimi namun lebih kepada bentuk penerapan edukasi. Seperti diketahui, suporter Salfas dan Pelita dilarang mendampingi para pemain kebanggaannya berlaga selama empat pertandingan (dua pekan kompetisi berjalan).

Di pekan keempat kemarin yang berlangsung Minggu (8/11), Salfas sudah mulai menjalani peraturan tersebut. Berat memang bermain tanpa dukungan suporter, ya ibarat sayur tanpa garam.

"Sejujurnya memang terasa berat sebelum berangkat ke medan laga, maklum anak-anak masih usia sembilan tahun masih butuh pendamping," ujar sang manajer tim, Luli Pahala Sunaryadi.

"Tidak bisa dipungkiri ada semangat yang berkurang karena memang anak-anak sudah terbiasa ingin memberikan penampilan terbaik untuk orangtua yang hadir langsung di lapangan," sambungnya lagi.



"Sebagai manajer, saya hanya memberikan semangat dan dukungan ke anak-anak supaya lebih terpacu untuk bermain bagus, masalah kalah atau menang itu hanya bagian dari permainan. Begitu juga dengan pelatih (coach Aris Munandar) yang tidak henti-hentinya berperan memberikan motivasi," tambah Luli.





Terlihat kemarin anak-anak Salfas hanya didampingi tiga perwakilan orangtua/suporter untuk memudahkan koordinasi selayaknya "seksi repot". Praktis, tugas pelatih dan manajer tim pun bukan hanya sekadar soal teknis pertandingan.

Kehadiran Irwan Salam, sang pendiri yang begitu setia mendampingi dengan jepretan kamera dari sudut lapangan pun diakui Luli cukup membantu mengusir beban anak-anak Salfas. Ya, tidak ada perjuangan sia-sia untuk dibawa pulang.

"Pelajaran yang selayaknya dipetik adalah tutur kata yang baik mencerminkan perilaku yang baik pula. Kami selaku orangtua selalu mengajarkan ke anak-anak bahwasannya kalah menang itu biasa. Ambil sisi baiknya kalau itu adalah pengalaman yang akan membawa kalian menuju kemenangan," ujar Luli.



Sejatinya anak-anak Salfas memang tetap bermain dengan sepenuh hati mewarnai rumput hijau. Sempat menyulitkan Metro Kukusan meski harus menyerah dua gol tanpa balas dan berhasil membuat Putera Utama Tambun gigit jari lewat skor kacamata.

Meski belum meraih satu kemenangan dari delapan laga yang sudah dilakoni, setidaknya ada catatan yang patut membuat anak-anak Salfas menepuk dada. Ya, mereka adalah tim yang paling banyak mendulang hasil seri yakni sebanyak enam kali.

Sebuah sinyal pencapaian yang tidak bisa dipandang sebelah mata tentunya. Salfas punya potensi besar menjadi kuda hitam guna merangsek ke zona delapan peringkat teratas Grup A Phenomenon sebagai syarat mengantongi tiket fase 16 Besar Champions. 

Bisa jadi, kado poin penuh akan datang begitu suporter Salfas sudah diperbolehkan kembali meramaikan arena IJL. Ya, percayalah hari itu pasti segera tiba.

"Kami keluarga besar Salfas sangat optimis anak-anak akan bisa mengeluarkan penampilan terbaiknya," pungkas Luli.




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa