M Rifqi Al Habsy: Bertekad Menebus Air Mata




IJL.Com- Momen final Champions kompetisi Indonesia Junior League U-9 musim 2019 masih tersimpan rapi dalam dada Muhammad Rifqi Al Habsy. Sesak belum dilupa, bertekad mengubah tangis menjadi tawa sukacita. 

FIFA Farmel menjadi tim yang penampilannya terbilang paling konsisten di kancah Indonesia Junior League (IJL) U-11 musim 2022. Seperti diketahui, dari 10 laga selama babak penyisihan Grup B ada torehan sembilan menang dan satu imbang didulang tim yang bermarkas di Islamic Village, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang tersebut. 

Hebatnya lagi, FIFA Farmel adalah satu-satunya tim yang belum pernah kebobolan sejauh ini. Benteng pertahanan skuat asuhan Romi Aditya masih terkesan angker untuk penyerang lawan. 

M Rifqi Al Habsy menjadi aktor protagonis dari keberhasilan tersebut. Seorang kapten tim sekaligus bek yang piawai menetralisir tekanan.

Dengan penampilan yang cenderung elegan, Rifqi bak batu penjuru untuk koleganya di sektor lini belakang. Patut dicatat pula keberaniannya mencium peluang emas, terbukti ada gol cantik ia bukukan ke gawang Bogor Soccer School. 

Panasnya atmosfer IJL sejatinya tidak asing lagi bagi 'El Capitano'. Pahit manis kompetisi sudah ia telan sejak 2018. Paling diingat tentu momen partai Final Champions IJL U-9 musim 2019 dimana FIFA Farmel harus mengakui keunggulan Pelita Jaya Soccer School dengan skor 0-1 lewat babak golden goal. 

Tangis Rifqi saat itu jatuh tak tertahankan.  Bak seorang bocah yang mainannya direbut tanpa alasan, dadanya sesak sesenggukan. Dua tahun lebih sudah berselang, kenangan pahit masih tersimpan rapi. 

"Wah rasanya campur-campur waktu itu. Ada bangga tapi sedih juga. Ya bagaimana, namanya juga harus terima kekalahan," ujar Rifqi seraya tersenyum. 



"Rekaman video pertandingannya juga masih sering saya ulang-ulang. He-he-he, iya waktu itu nangis ga bisa ditahan," sambung Rifqi. 



Jelas, musim ini Rifqi punya tekad menebus air mata. Ada motivasi sudah berkobar-kobar. Apalagi ban kapten dengan gagah sudah tersemat. 

"IJL selalu jadi kompetisi yang saya tunggu-tunggu. Air mata yang waktu itu malah jadi motivasi sekarang," ujar fans berat bek Juventus, Matthijs de Ligt tersebut. 





"Motivasinya makin bertambah karena diberi kepercayaan sebagai kapten. Jadi punya tanggung jawab memberi komando ke rekan setim dan bantu kasih instruksi karena dari pinggir lapangan kan biasanya suara pelatih kurang terdengar," tandas Rifqi. 




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa